Sabtu, 05 Maret 2011

Mengapa Saya Mengantuk Ketika (Mendengar) Khutbah Jum’at?

Sebenarnya pertanyaan ini sudah lama saya pendam. Tetapi baru kali ini saya berkesempatan menuangkan pertanyaan saya dalam bentuk tulisan. Saya berharap mungkin nantinya ada yang bisa membantu menjawab pertanyaan tersebut.
Siang tadi saya mengikuti shalat jum’at di kampung. Sama seperti jum’at - jum’at sebelumnya, ketika khatib naik mimbar membacakan khutbah pada saat itulah rasa kantuk langsung menyergap. Saya sampai berpikir, apa mungkin ini yang di namakan godaan setan atau jebakan yang di pasang setan agar saya tidak bisa konsentrasi pada khutbah tersebut?
Saya akan coba obyektif dan rasional untuk menjawab pertanyaan di atas, akan tetapi mungkin jawaban saya ini bagi sebagian orang bukanlah sebuah jawaban yang memuaskan.
Rasa jenuh yang meningkat menjadi kantuk yang saya rasakan mungkin karena kurangnya ketertarikan kepada khutbah jum’at tersebut. Kurangnya ketertarikan berbanding lurus atau di akibatkan oleh sesuatu yang kurang menarik, dalam hal ini yang kurang menarik adalah khutbah jum’at itu sendiri. Kenapa?
Dari waktu ke waktu khutbah jum’at yang saya rasakan sepertinya tidak ada perubahan dan hanya begitu - begitu saja. Dari segi tema yang terkesan mengulang - ulang materi yang sebelumnya, juga dari segi penyampaian sangat tidak menarik dan sangat menjemukan. Pun dari segi waktu yang terkesan berlama - lama padahal dengan bahasan yang itu - itu saja.
Kenapa sepertinya dari waktu ke waktu tidak ada (atau mungkin saya yang tidak tahu) upaya atau usaha yang nyata dan serius dari para khatib untuk bagaimana caranya mencari sebuah formula agar khutbah jum’at yang mereka sampaikan lebih terkesan kreatif, inovatif dan mengundang rasa ingin tahu serta penasaran. Secara substansial khutbah jum’at adalah sebuah media untuk menyampaikan nasehat, pola pandang dan juga gagasan. Ketika sebuah gagasan di sampaikan dengan cara yang kreatif dan menarik tentu hasilnya juga akan lebih “nyantol” dihati dan pikiran pendengarnya. Dan saya pikir mungkin tidak perlu tema yang terlalu muluk dan njlimet yang justru membawa kita ke awang awang dan mungkin bagi sebagian orang malah tidak terpahami sama sekali. Cukup dengan tema yang sederhana tapi di kemas dan di sajikan dengan cara yang kreatif. Ini mungkin justru akan lebih mengundang rasa ingin tahu dan antusiasme dari para jamaah jum’at.
Semoga bermanfaat dan saya berharap mungkin ada yang bisa dan mau memberikan jawaban yang lebih obyektif dan lebih merupakan sebuah jawaban.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar