Sabtu, 05 Maret 2011

Keyakinan dan Pengetahuan

Di sini saya lebih suka menggunakan kata keyakinan daripada kata lain, agama misalnya. Karena menurut saya kata keyakinan lebih ke arah personal, lebih mandiri dan lebih steril karena minimal lebih jauh dari kontaminasi dan pragmatisme institusi tertentu.
Pembahasan tentang keyakinan ini lebih banyak adalah hasil dari perenungan saya sendiri, akan tetapi tidak salah juga kalau pembahasan ini kita lempar ke tengah-tengah masyarakat. Yang mana kita semua tahu dan menyaksikan, sedang dan tengah terjadi di tengah masyarakat kita gejala-gejala yang mengarah pada kecenderungan pemaksakan keyakinan dari golongan satu ke golongan yang lain, yang tidak jarang ada anarkisme dan brutalisme di dalamnya.
Keyakinan
Keyakinan di sini saya artikan atau saya pandang sebagai sesuatu yang amat privat, genuine dan tanpa keragu-raguan di dalamnya. Keyakinan adalah sesuatu yang relative bisa berdiri sendiri dan dan sama sekali tidak membutuhkan pengakuan dari pihak lain/eksternal. Dan seringkali keyakinan juga tidak terlalu risau dengan bukti-bukti yang nyata, riil dan rasional untuk menjelaskan keberadaannya. Keyakinan akan selalu dan selalu bergerak pada level mental dan wilayah inspirasi instuisi. Keyakinan kita dapat bukan karena ilmu melainkan laku, dia ada bukan karena pengetahuan melainkan karena pengalaman.
Tetapi saya rasa justru karena itulah keyakinan akan lebih terasa absolute, menarik dan berharga.keyakinan adalah sebuah pertaruhan yang mengandung resiko saya kira. Semakin besar resiko yang akan kita tanggung maka semakin tinggi pula kadar keyakinan kita . sebaliknya, keyakinan yang penuh keragu-raguan dan selalu menuntut bukti yang rasional justru lebih menunjukkan lemahnya kadar keimanan itu sendiri.
Di sini saya menyimpulkan(mungkin juga salah), independensi keimanan adalah sesuatu yang sangat penting. Independensi bukan hanya membebaskan keyakinan dari belenggu realitas dan rasionalitas, tetapi lebih dari itu, ini juga akan membawa dan membebaskan keyakinan dari ikatan-ikatan institusi formal dan keagamaan sekalipun. Dalam keyakinan, pengalaman pribadi spiritual adalah di atas segala-galanya.
Jadi, adalah sesuatu kemustahilan bilamana ada pihak-pihak yang berinisiatif memaksakan keyakinan, dan juga sangat konyol kalau boleh saya bilang di sini. Keyakinan sama sekali tidak bisa di paksakan dengan dalih dan tujuan apapun.
Pengetahuan.
Pengetahuan ada karena adanya rasa ingin tahu. Rasa ingin tahu berangkat dari sebuah hasrat akan sesuatu hal ikhwal yang belum kita ketahui yang notabene akal pikiran berada di belakang itu semua.
Pengetahuan adalah sesuatu yang terikat oleh ruang dan waktu. Dia akan selalu berkembang dan bergerak searah dengan perkembangan zaman serta tingkat intelektualitas akal pikiran manusia. Pengetahuan akan selalu dan terus- menerus di interogasi, di koreksi bahkan dalam beberapa kasus di anulir sama sekali oleh pengetahuan yang datang belakangan. Berbeda dengan keyakinan, pengetahuan akan selalu menuntut bukti-bukti rasional dengan sangat kritis. Pengetahuan dalam perkembangannya akan selalu membawa relatifitas, keraguan dan pertanyaan yang tiada habis-habisnya. Dan bahkan untuk hal-hal yang jelas tak terjangkau pun, pengetahuan akan terus kritis dan bertanya(inilah uniknya akal manusia yang merupakan anugerah paling berharga dari Tuhan). Tapi justru dari situlah pengetahuan di jamin akan terus berkembang dan lestari.
Dengan kata lain kita bisa mengatakan pengetahuan adalah “kebenaran sementara”, ia akan selalu menunggu dan menerima serpihan –serpihan kebenaran yang di bawa pengetahuan berikutnya untuk lengkapnya kebenaran itu sendiri.
Kesimpulan.
Keyakinan dan pengetahuan adalah dua hal yang berangkat dari pengandaian yang relatif berbeda. Walaupun berbeda bukan berarti keduanya tidak menganndung kebenaran, kita tidak bisa menggunakan cara pandang dualistik untuk menilai masalah ini. Keduanya, baik keyakinan maupun pengetahuan sama-sama mengajukan kleim-kleim kebenaran dengan cara mereka sendiri.
Keyakinan tidak selalu membutuhkan pengetahuan untuk menjelaskan tentang apa-apa yang di yakini. Begitu juga pengetahuan tidak harus merasa terbebani oleh keyakinan untuk menjawab pertanyaan yang ada pada dirinya. Dalam satu titik keyakinan dan pengetahuan adalah dua hal terpisah yang tidak harus punya korelasi di antara keduanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar